Minggu, 09 Oktober 2011

TOKSIKOLOGI


1. Definisi Toksikologi dan Racun

Toksikologi adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat sifat dan cara kerja racun.
Ilmu ini membutuhkan disiplin lain untuk memahaminya. Cabang cabang ilmu biologi, kimia, biokimia, farmakologi, fisiologi dan patologi adalah ilmu ilmu yang sangat menunjang dalam mempelajari atau mendalami toksikologi.
Para ahli toksikologi (Toxicologist), dengan tujuan dan metoda tertentu tugasnya adalah mencari/mempelajari bagaimana bekerjanya (Harmful action) bahan bahan kimia (beracun) pada jaringan atau tubuh.
Sementara Racun sendiri mempunyai dua pengertian, yaitu :
1. Menurut Taylor, Racun adalah Setiap bahan/zat yang dalam jumlah tertentu bila masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan reaksi kimia yang menyebabkan penyakit dan kematian.

2. Menurut pengertian yang dianut sekarang, Racun adalah Suatu zat yang bekerja pada tubuh secara kimia dan fisiologis yang dalam dosis toksik selalu menyebabkan gangguan fungsi dan mengakibatkan penyakit dan kematian.
2. Cara masuknya Racun ke dalam tubuh
Racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui beberapa cara, yaitu melalui :
1. Mulut (Peroral, ingesti)
2. Saluran pernapasan (Inhalasi)
3. Suntikan (Parenteral, injeksi)
4. Kulit yang sehat/sakit
5. Dubur/vagina (Perektal/pervaginal)
3. Golongan racun berdasarkan tempat racun mudah didapat
1. Racun di Rumah tangga, seperti :
· Insektisida
· Racun dalam makanan kaleng
· Kosmetika
· Desinfektan
· Deterjen
2. Racun yang ada di lapangan pertanian/perkebunan , seperti :
· Pestisida
· Herbisida
3. Racun yang digunakan dalam dunia pengobatan , seperti :
· Analgetika, obat penenang, antibiotik, antidepresan , dll
4. Racun yang digunakan dalam bidang industri dan laboratorium, seperti :
· Asam –basa
· Logam berat
5. Racun yang ada di alam bebas, seperti :
· Opium, ganja
· Racun singkong
· Racun jamur
· Racun binatang
4. Faktor factor yang mempengaruhi terjadinya Keracunan
Ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya keracunan pada seseorang;
Ø Jenis Racunnya
Ø Dosis Racun
Ø Cara masuk kedalam tubuh
Ø Stabilitas racun dalam tubuh
Ø Resapan racun dalam tubuh
Ø Kondisi tubuh
5. Pembangian Ilmu toksikologi
Pembagian ilmu toksikologi ada 10, yaitu :
1. Toksikologi obat ; yaitu meneliti tentang efek obat, dosis obat dan pengujian toksisitas obat dalam tubuh.
2. Toksikologi yang menimbulkan ketergantungan ; mencari hubungan perokok dengan gangguan paru paru dan mencari hubungan teknologi dengan penggunaan obat.
3. Toksikologi bahan makanan ; Memeriksa bahan bahan baku yang digunakan.
4. Toksikologi pestisida ; mengupayakan pestisida yang digunakan bermanfaat pada manusia dan tidak merugikan manusia.
5. Toksikologi pekerjaan ; Mempelajari segala jenis keracunan dalam pekerjaan dan mencari mencari cara pencegahan racun tersebut.
6. Toksikologi lingkungan ; menyelamatkan lingkungan dari pencemaran bahan berbahaya.
7. Toksikologi asidental; menagaani kecelakaan yang terjadi karena zat beracun baik cara kriminal maupun kecelakaan.
8. Toksikologi kedokteran forensic ; identifikasi perdagangan obat terlarang, identifikasi racun dari bedah mayat.
9. Toksikologi perang ; identifikasi penggunaan senjata nuklir, gas air mata.
10. Toksikologi nuklir/ sinar ; menangani senjata senjata yang mempunyai reactor nuklir, radio aktif.
Dalam perkembangan lebih lanjut, toksikologi dibagi menjadi 5 cabang ; yaitu:
v Toksikologi Forensik; mempelajari masalah medico-legal dari kasus kasus keracunan.
v Toksikologi Analitik; Mengenali bahan racun melalui analisis cairan tubuh, isi lambung, tempat makanan yang dicurigai, dll.
v Toksikologi Klinik; Untuk mengatasi toksisitas khusus, mengupayakan tindakan untuk menghilangkan gejala dan mengeluarkan racun secepatnya dari tubuh dan memberikan antidotum jika ada.
v Toksikologi lingkungan ; mempelajari kebahayaan bahan bahan kimia dimana manusia terpajan tanpa sengaja baik di lingkungan, makanan atau lingkungan kerja.
v Toksikologi hukum : Melindungi masyarakat dengan membuat undang2, peraturan, dan standar yang membatasi atau melarang penggunaan zat kimia yang sangat beracun.
6. Cara Kerja racun
1. Racun bekerja setempat (Lokal) ; menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan disertai peradangan, kematian dan shock.
Contoh : - Racun bersifat korosif ; lisol , asam kuat , basa kuat.
- Racun bersifat iritan; arsen, sublimat
- Racun bersifat anestetik; kokain, fenol
2. Racun bekerja sistemik (keseluruh tubuh melalui aliran darah)
Contoh :
- Narkotika, barbiturat, alcohol Jantung
- Insektisida golongan hidrokarbon yang mengandung klor dan fosfor
yang berpengaruh pada hati.
3. Racun bekerja setempat dan sistemik
Contoh :Fenol, arsen, Pb
Fenol selain menimbulkan rasa nyeri (Lokal) juga menyebabkan depresi pada susunan syaraf pusat.


PENGAMBILAN SAMPEL UNTUK PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI
Dibagi menjadi 2 :
1. Pada korban yang masih hidup :
5 ml + serbuk Na. Fenorida 1%
a. Darah 10 ml
5 ml tanpa pengawet
b. Urine
c. Bilasan isi lambung
2. Pada Mayat :
a. Lambung dengan isinya : Lambung diikat pada 2 tempat, yaitu berbatasan dengan kerongkongan dan berbatasan dengan usus 12 jari; hal ini bertujuan : untuk menghindari hancurnya pil pil atau tablet yang tertelan.
b. Usus dan isinya : sangat berguna terutama jika kematian korban terjadi setelah beberapa jam kemasukan racun.
c. Darah : diambil 50 ml ; bagi 2 diberi pengawet dan tidak diberi pengawet.
d. Hati : Tempat metabolisme racun yang terpenting.
e. Ginjal : untuk identifikasi keracunan logam.
f. Otak
g. Urine : untuk tes pendahuluan dan juga tes narkoba.
Bahan Pengawet
Guna pengawet pada sampel pemeriksaan toksikologi untuk mempertahankan kondisi sampel agar tidak mengalami perubahan.
Jenis pengawet yang sering digunakan :
q Alkohol absolut
q Larutan garam jenuh
q NaF + Na.Sitrat (2 gr NaF + 50 mg Na sitrat untuk tiap 10 sampel)
q Na Benzoat
q FMA (Fenil Merkuri Asetat).
Pengiriman sampel ke Laboratorium
Enam hal yang harus diperhatikan :
1. Tempat sampel (botol) sebelum dipakai dicuci dengan kromat yang hangat kemudian dibilas dengan aquadest lalu keringkan.
2. Tiap wadah diisi satu jenis sampel
3. Tulis bahan pengawet yang dipakai
4. Wadah berisi sampel harus disegel dan diberi etiket (Nama korban, sex, usia, tgl pengambilan, isi botol)
5. Lampirkan surat permintaan pemeriksaan dari pihak penggugat.
6. Sampel pada mayat harus diambil sebelum diawetkan.
No.
Nama Bahan
Banyaknya yg diambil
1.
Otak
500 gr/seluruhnya
2.
Hati
500 gr/seluruhnya
3.
Paru paru
1 bagian/seluruhnya
4.
Ginjal
Kedua ginjal
5.
Lambung
Seluruh lambung dan isinya
6.
Usus
Seluruh usus
7.
Cairan Otak
Sebanyak mungkin
8.
Darah Jantung
50 -100 ml
9.
Darah tepi
50 -100 ml
10
Empedu
Seluruhnya
11
Lemak (dinding Perut)
200 gr
12
Rambut
10 gr
13
Kuku
10 gr

KERACUNAN MAKANAN

Keracunan makanan dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
* Keracunan makanan karena Bakteri penghasil toksin
* Keracunan makanan karena Bakteri bersifat infeksius
* Keracunan makanan karena zat kimia
* Singkong, jengkol, tempe bongkrek dan oncom
1. Keracunan disebabkan oleh toksin yang dihasilkan dalam makanan
Bakteri bakteri penghasil toksin, antara lain : B. cereus, C.botulinum, E.coli dan S.Aureus.
Toksin :
§ Racun yang ditemukan di sejumlah hewan dan tumbuhan dan mikroorganisme.
§ Toksin Botulinum dibentuk saat C.Botulinum tumbuh – toksinnya merupakan Protein
§ Kurang lebih 500 gram toksin cukup untuk membunuh manusia !
A. Clostridium botulinum
Racun Botulisme adalah protein yang tidak tahan panas, serta dapat dihancurkan dengan pendidihan ± 15 menit.
Botulisme disebabkan oleh eksotoksin yang terbentuk pada pertumbuhan clostridium botulinum, pada saat pengolahan, makanan awetan tanpa asam. Makanan yang sering tercemar : Daging, ikan, sayuran, buah zaitun.
Dosis Fatal dari toksin ini adalah makanan yang terkontaminasi < 5 ml (1sendok teh), dosis toksik untuk botulinum tipe proteolitik 0.005- 0.1 mcg, sedangkan dosis toksik untuk botulinum tipe non proteolitik 0.1-0.5 mcg. Toksin ini menyebabkan kelumpuhan otot dengan memblokir syaraf penggerak sel sel lain.
Gejala klinis yang timbul akibat keracunan toksin ini adalah : Mual, muntah, gangguan penglihatan dan vertigo. Sementara gejala patologisnya adalah penyumbatan dan pendarahan pada semua organ, khususnya susunan syaraf pusat. Pada hati dan ginjal terjadi perubahan degeneratif.
Tindakan pencegahan terjadinya keracunan ini adalah :
Ø Perbaikan pada proses pengawetan makanan.
Ø Makanan yang diawetkan (makanan kaleng) dipanaskan ± 15 menit sampai suhu > 80 oC baru dihidangkan
Ø Perhatikan label, segel, bentuk kemasan(Kaleng cembung) pada saat pembelian makanan
Perawatan pada pasien yang keracunan toksin botulinum adalah :
3. Penderita harus dirawat jangan menunggu sampai timbul gejala
4. Tindakan darurat : Pencucian lambung dengan cara dibuat muntah lalu lanjutkan dengan pencucian perut, kecuali pasien diare.
5. Penawar : diberikan antitoksin botulisme sampai 50 ml, sebelumnya lakukan tes sensitifitas terhadap serum dengan menyuntukkan antitoksin yang diencerkan dalam saline 1 : 10 sebanyak 0,1 ml intradermal, tunggu 1 jam baru diberikan dosis sebenarnya.
6. Kejadian biasa : Gangguan pernapasan dibuat dengan pernapasan buatan; pada kelumpuhan pernapasan, pernapasan dipertahankan dengan pertolongan mekanis; pada beberapa pasien dianjurkan diberi Guanidin Hcl 15-40 mg/kg/hr peroral untuk mengembalikan neuromuscular block.
Prognosis : 50% pasien keracunan berat meninggal. Sedangkan yang dapat bertahan hidup, kesembuhannya sama sekali masih berbekas sampai lebih dari 1 tahun.
2. Keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri Infeksius
Bakteri infeksius yang ditularkan melalui makanan, masuk dan berkembang biak di dalam tubuh :
q Salmonella
q Campylobacter
q E.coli (jenis tertentu)
q V.Parahaemolityticus
q V.Cholerae, dll
v Salmonellosis
Terdapat 2200 serotip : 200 serotip merupakan penyebab penyakit yang ditularkan makanan di eropa setiap tahun, 70 % kasus disebabkan oleh S.enteritidis dan S.Typhymurium.
Bahan makanan mentah yang cenderung terkontaminasi Salmonella : unggas, daging, telur, Buah buahan, kerang, rempah rempah dan jamu, air yang tidak diolah.
Gejala klinis utama Diare, demam, keram perut, muntah muntah. Tingkat kefatalan < 1%. Masa inkubasi biasanya 12 – 36 jam.
Orang yang berisiko tinggi terhadap kuman ini adalah : Usia muda, usia tua, wanita hamil, kekebalan yang lemah dan berpenyakit tertentu.
Pada identifikasi di laboratorium terjadi haemoconsentration, biakan feses di temukan salmonella dan organisme lain.
Pencegahan terjadinya keracunan ini adalah :
Ø Salmonella rentan terhadap panas, sehingga masak terlebih dahulu makanan yang akan dihidangkan (± 15 menit)
Ø Pasteurisasi cukup untuk membunuh salmonella pada makanan dengan kelembaban tinggi.
Ø Pemanasan pada 70 oC selama 2 menit biasanya cukup untuk membunuh 10 6 salmonella.
Perawatan :
· Tindakan darurat : berikan Chlor promazine 25 – 100 mg melalui rectal, jika perlu diulang setiap 4 jam untuk penderita muntah muntah berat.
· Tindakan biasa : Istirahat ditempat tidur,dan tidak diberi apa apa melalui mulut sampai muntah munta sesudah 4 jam, beri minum. Jika muntah dan diare berat, jaga keseimbangan cairan tubuh dengan memberikan larutan dextrose 5 % dalam saline.


3. Keracunan makanan yang disebabkan oleh bahan kimia
Bahaya bahan kimia dalam bahan Pangan :
ÿ Cemaran Industri dan lingkungan
ÿ Cemaran yang berasal dari bahan kimia turunan biologis
ÿ Cemaran yang dihasilkan selama pengolahan
ÿ Bahan kimia pertanian yang digunakan secara tidak tepat
ÿ Bahan tambahan kimia yang digunakan secara tidak tepat
ÿ Bahaya fisik
1. Cemaran industri dan lingkungan :
Bahan Kimia
Sumber
Bahan Pangan
Timbal
Kadmium
Dioksin
Merkuri
Emisi kendaraan, peleburan, cat, pelapis kaca
Pengolahan limbah selokan, peleburan
Senyawa tidak murni, pembakaran
Klor - alkalis
Sayur sayuran, makanan kaleng, makanan bersifat asam.
Biji bijian, sayuran, daging, kerang.
Ikan, susu, lemak hewan
Ikan
2. Pencemaran yang dihasilkan selama pengolahan
Hidrokarbon aromatik berinti banyak
Amina heterosiklik, nitropirene
Nitrosamin
Etil karbamat (Uretan).
3. Bahan kimia pertanian yang pemakaiannya tidak :
Pestisida dan obat hewan : Anti mikroba, obat cacing, terapi.
Pupuk, Racun tikus dll.
4. Bahan tambahan kimia yang penggunaannya tidak tepat.
Langsung : anti oksidan, pewarna, bahan pengawet, pemanis dll
Tidak langsung : deterjen, peralatan masak dll
5. Penggunaan bahan tambahan kimia yang tidak tepat : bahan tambahan terlarang
Boraks, asam borat, formaldehida dan pewarna yang tidak aman : Rhodamine B
Bahaya bahan kimia di Rumah :
· Makanan dan air yang tercemar
· Peralatan masak yang tercemar logamberat
· Piring keramik yang disepuh dengan bahan beracun
· Kristal bertimah yang dipakai untuk makanan asam
· Bahan kimia lain yang dipakai di rumah.
Bahaya bahan kimia dalam makanan :




Keracunan
Gejala : mual, muntah dan diare, dan penyakit ini biasanya bertahan 24 – 48 jam
Perawatan : Jika gejala terus berlangsung dan menunjukkan keracunan logam maka perlu dilakukan perawatan khusus.
4. Jengkol (Phetecolobium labatum) termasuk Pete
Penyebab Keracunan (asam amino yang mengandung belerang)
Asam jengkolat : zat ini sukar larut dalam air .
Urine yang dianalisa di laboratorium :
- Hablur hablur Jengkol yang berbentuk ceper(Roset)
Gejala gejala kejengkolan :
v Rasa nyeri didaerah pinggang kadang kadang disertai kejang
v Kencing sedikit sedikit, adakalanya berwarna merah dan putih
v Perut kembung dan tdk bisa BAB
v Urine berbau jengkol
Gejala keracunan jengkol berat :
v Rasa nyeri disekitar ginjal
v Rasa sakit waktu buang urine
v Perut kembung, mual, muntah
v Sukar BAB dan Flatus
v Tidak dapat buang urine sama sekali karena pembuluh urine penuh dengan roset.
P3K :
v Berikan tepung bubuk norit sebanyak 1 sendok setip 1 jam
v Berikan susu campur telur
v Berikan 4 butir bikarbonat natriccus supaya urine menjadi basa
v Beri minum sebanyak mungkin
v Dibawa ke RS
Pencegahan :
v Jengkol rendam dahulu dengan air panas selama semalam dan air rendaman sering diganti sebelum dimakan.
v Untuk menghilangkan asam jengkolatnya, jengkol ditanam dahulu selama 2 – 3 hari.

0 komentar: